Saya sangat bahagia terlahir di keluarga yang sederhana. Memiliki seorang ibu yang penuh dengan perhatian. Tak hanya itu, salah satu hal yang selalu membuat saya terkagum adalah tangan ajaib ibu.
Ibu memiliki keuletan yang tinggi, fokus dan selalu berhasil dengan apa yang dikerjakan. Tangan ajaibnya mampu membuat sebuah barang menjadi barang bernilai. Bahkan sampah plastik pun dapat disulap menjadi barang yang dapat dijual kembali.
Mulai dari vas bunga, hiasan rumah, sampai kepada tas yang sangat cantik. Bersyukurnya, sebagian tangan ajaib ibu turun ke saya. Saya juga senang dengan craft membuat kerajinan tangan dari berbagai barang terkhusus barang bekas atau limbah rumah tangga. Hal ini terus dilakukan sampai hari ini.
Masih segar diingatan semenjak saya kecil, ibu sudah menghias rumah dengan karyanya. Mulai dari kotak perhiasan, membuat gordyn, taplak meja dan sebagainya. Beliau juga suka bermain musik dan menulis. Oleh karena itu, sebagai anak perempuan satu-satunya sangat bangga punya ibu yang luar biasa.
Jika ada yang berkata Like Mother Like Daughter maka saya adalah salah satu perempuan yang penuh berkat tersebut. Banyak sekali hobi ibu yang diturunkan melalui genetik yang saya bawa. Salah satu yang eksis sampai saat ini adalah menulis.
Ilmu menulis pertama sekali didapat dari ibu yang juga sebagai guru saat duduk di bangku Sekolah Dasar. Ibulah yang mengajarkan alfabet sampai mengerti sebuah kata dan akhirnya pintar membaca. Guru pertama yang mengajarkan tentang dunia penulisan dan juga bagaimana menulis yang benar.
Semenjak memutuskan berhenti bekerja, maka saya membangkitkan semangat untuk kembali ke dunia menulis. Akhirnya memilih jalur blog dan secara khusus jalur kompetisi. Hal ini dikarenakan sebagaiĀ Ibu Rumah Tangga (IRT) tanpa Asisten Rumah Tangga (ART) tidaklah mudah untuk memiliki waktu yang cukup untuk menulis. Belum lagi memiliki balita yang memiliki kinestik di atas rata-rata. Oleh karena itu, kompetisi menulis atau lomba blog adalah cara saya untuk konsisten menulis dengan deadline yang sudah ditetapkan.
Mungkin hadiah menjadi pemicu nomor kesekian walaupun sangat menyenangkan, namun ketika menyelesaikan tulisan sebelum deadline adalah hal yang memuaskan dalam arti saya mampu mengalahkan diri sendiri. Oleh karena itu, sebagian orang mungkin memberikan label saya sebagai pemburu lomba tapi memang ini adalah cara saya untuk lebih fokus menulis.
Hal ini dikarenakan sejujurnya sebagai IRT juga memiliki rasa bosan dan jenuh karena melakukan pekerjaan yang berulang-ulang. Tanpa disadari tingkat stress juga meningkat. Namun, dengan menulis di blog setidaknya isi kepala dapat tertuang melalui tulisan dan mengurangi beban sehari-hari.
Di samping itu, saya ingin memudarkan sedikit label masyarakat tentang IRT. Pandangan umum sebagian masyarakat menilai bahwa IRT tidaklah lebih hebat dari wanita yang bekerja. Dicap dengan daster, kumal tanpa make up, tidak berprestasi dan hanya bisa berbagai gossip. Masalahnya, pandangan ini tidak sepenuhnya benar sehingga saya berusaha menoreh prestasi melalui tulisan.
Salah satu pesan ibu yang sampai saat ini masih dipegang adalah lakukan dan kembangkanlah talenta yang diberikan Sang Pencipta kepadamu maka kelak akan menghasilkan karya yang sulit untuk dilupakan. Pesan ibu ini yang membuat saya selalu semangat untuk berkarya melalui tulisan. Di samping itu, sangat bersyukur karena tangan ajaib ibu selalu menempel setiap kali menulis berbagai jenis tulisan.
Harapannya di masa depan, anak perempuan saya juga mewarisi tangan ajaib nenek serta ibunya. Karena menghasilkan karya dan bermanfaat untuk orang lain adalah sangat indah dan mengesankan.
1 Comment
ainun · June 21, 2020 at 12:23 pm
senengnya bisa membuat craft cantik seperti ini, bener bener kreatif. ibuku bisa bikin sulaman yang kemudian dipigura dan dipajang, aku waktu sekolah sempet belajar teknik sulam, tapi ya karena nggak bakat jadinya nggak terbiasa