Sudah menjadi rahasia umum kalau pelaku usaha Mikro Kecil Menengah menjadi penolong dalam mendongkrak perekonomian Indonesia. UMKM disebut sebagai pilar penting dalam membangun perekonomian.
Apalagi seiring dengan penurunan kasus COVID – 19, perekonomian mulai bangkit dan pelaku usaha kecil memantapkan usaha dan beralih ke ranah online. Saat ini, berbagai macam hasil UMKM diproduksi dan dipasarkan melalui internet.
Alhasil, berbagai jenis hasil UMKM dapat dicari dan dilihat secara online. Pemasaran juga berlangsung secara cepat karena dapat dilihat berbagai konsumen dari daerah mana pun. Perkembangan digital yang begitu pesat turut meramaikan dan memperkenalkan UMKM ke masyarakat umum.
Semenjak mengenal beberapa UMKM yang memproduksi pakaian jadi seperti batik dan daster, maka saya pun turut bergabung menjadi pelaku usaha online. Seperti yang kita lihat bahwa pandemi memberikan banyak peluang untuk mengembangkan usaha dari rumah saja.
Berjualan dari rumah merupakan sebuah pilihan tepat untuk menambah perekonomian keluarga. Apalagi dampak pandemi terasa begitu keras untuk beberapa keluarga di Indonesia termasuk saya.

Awal mulai jualan online ada banyak perasaan seperti takut memulai, takut tidak berhasil, bingung teknik marketing secara online. Namun, karena kekuatan untuk belajar secara terus menerus maka berjualan daster adalah pilihan yang terbaik dan mencapai keuntungan yang maksimal.
Hampir 2 tahun saya menekuni jualan pakaian khususnya daster. Banyak pengalaman yang didapat mulai dari merintis usaha sampai kepada mempertahankan agar usaha online ini berjalan dengan baik dari tahun ke tahun.
Memang pada dasarnya, memulai usaha itu sangat susah karena banyak pertimbangan dan sebagainya. Ada ketakutan dan juga ketidakmampuan dalam menjalankannya. Sehingga tak jarang orang yang takut memulai usaha atau menjadi pelaku UMKM.
Berdasarkan pengalaman yang masih baru menjalankan usaha di dunia online, berikut 5 (lima) tips yang wajib dimiliki:
1. Tetap Fokus
Hal utama yang harus dimiliki sebelum masuk ke dunia jualan online adalah fokus. Tak jarang pengusaha online berpindah-pindah jenis usaha. Seperti contoh, sedang ramai jualan makanan maka kita beralih ke jualan makanan. Tak lama ramai kembali jualan pakaian anak, kemudian kita beralih kembali berbisnis pakaian anak.
Nah, kegiatan seperti ini membuat fokus kita terganggu sehingga jarang menghasilkan pendapatan yang maksimal. Apalagi kita harus bolak-balik belajar tentang jenis usaha baru serta mencari supplier yang tepat.
2. Bekerja sama dengan Supplier
Pedagang online setidaknya mampu bekerja sama dengan berbagai supplier. Dalam hal ini dapat dikatakan kerja sama mutualisme yang saling menguntungkan. Nah, sebelum menentukan supplier sebaiknya kita lebih banyak bertanya dan mencari baik secara online maupun offline. Sehingga mendapatkan supplier yang tepat dan bekerja sama dalam proses jual beli barang.
3. Persediaan Barang
Sebelum terjun ke dunia jualan online, saya menjalankan usaha melalui dropshipper. Di mana supplier yang akan mengirimkan barang ke alamat tujuan pembeli dan kita hanya sebagai perantara. Namun, kekurangan dari dropshipper adalah tidak memiliki barang yang ready di rumah sehingga penjual menjadi buta terhadap pertanyaan pembeli tentang kualitas barang. Setelah memiliki modal yang cukup, maka sebaiknya memiliki persediaan barang yang dapat di display di rumah.
4. Belajar Digital Marketing
Walau sebagai seorang ibu rumah tangga yang dapat dikatakan awam dengan dunia digital setidaknya harus belajar setiap hari tentang pemasaran. Apalagi pemasaran secara digital tidak semudah jika secara offline.
Tak hanya itu, upload atau update jenis barang yang dijual di sosial media, live streaming untuk menjajakan barang jualan juga menjadi pilihan terbaik untuk memperkenalkan barang yang dijual. Sehingga banyak masyarakat yang dijangkau sehingga mengenal online shop tersebut.
5. Laporan Keuangan Usaha
Salah satu kelemahan sebagai pedagang online atau pelaku UMKM pemula adalah tidak memiliki laporan keuangan. Tak jarang laporan keuangan usaha dicampur dengan keuangan rumah tangga. Sehingga pengusaha online tidak tahu berapa jumlah omset yang bertambah, keuntungan, aset bertambah dan sebagainya. Oleh karena itu, walau pun secara sederhana, sebaiknya pelaku usaha memiliki laporan keuangan yang konsisten setiap bulannya sehingga kita dapat menilai sejauh mana usaha tersebut berjalan, berkembang dan bertumbuh.
Demikian 5 hal yang harus dimiliki atau dipelajari sebelum terjun ke dunia online. Sehingga rasa takut untuk menjadi pedagang online atau pelaku UMKM dapat ditepiskan. Di samping itu, jika terdapat hal-hal yang tidak diketahui mungkin kita dapat meminta kerabat atau orang terdekat untuk mengajari khususnya di dunia teknologi digital.
Tentunya banyak lagi cerita tentang dunia UMKM, sehingga menjadi cerita yang baik untuk dibagikan apakah menjadi seorang pelaku usaha atau cara kamu mendukung pelaku UMKM di Indonesia. Nah, bersyukur JNE Content Competition 2021 diperpanjang hingga 31 Januari 2022.

Kegiatan ini diselenggarakan oleh JNE dan bekerja sama dengan Kompasiana dengan tema “JNE Bersama UMKM untuk Indonesia”. Nah, hadiahnya menarik sekali jadi kamu bisa ikutan karena terbuka untuk umum, jurnalis, karyawan JNE.
Buat kamu yang memiliki hobi selain menulis juga photo competition, video competition dan design competition. So, tunggu apalagi jangan sampai ketinggalan hingga 31 Januari ini ya…