Meraih Untung Gelar Dagangan Di Sosmed

# Pasar Beralih ke Dunia Maya #

Minggu lalu, stasiun televisi nasional beserta media massa memberitakan bahwa pasar glodok mulai ditinggalkan pembeli. Salah satu pedagang menyatakan bahwa setahun terakhir omset menurun drastis. Hal ini juga terlihat dari banyaknya toko-toko yang mulai disewakan/dijual bahkan tak berpeghuni lagi.

 

Menurut pedagang, dewasa ini prilaku konsumen beralih ke online shopping.  Tak aneh karena barang apapun sudah tersedia di dunia maya. Jangankan gadget, untuk beberapa toko online sudah menjajakan keperluan dapur seperti cabe, bawang, tomat dan sayur-mayur. Alhasil, tak perlu repot lagi belanja ke pasar, semua kebutuhan rumah tangga dapat dipesan melalui smartphone.

Setelah melakukan survei kecil-kecilan terhadap beberapa teman wanita yang lebih memilih belanja online dibanding pergi ke toko atau butik, ternyata mereka suka dengan model pakaian yang selalu update dibanding toko. Di samping itu, berikut beberapa alasan pembeli beralih ke online shopping:

Berbelanja di dunia maya menyegarkan mata calon pembeli untuk memilih, mencari model/jenis barang yang diinginkan. Pembeli merasa tidak ketinggalan jaman karena barang yang ditawarkan selalu update dan mengikuti trend yang berjalan.

Jika belanja ke Pasar Tradisional, Toko dan Mall membutuhkan waktu dan tenaga. Belum lagi terkena macet menuju toko yang diinginkan. Tak jarang pula pengeluaran semakin membengkak saat mata mulai lapar untuk mementingkan keinginan daripada kebutuhan.

 

Oleh karena itu, kebanyakan orang memilih belanja online langsung dari rumah, kantor atau di mana saja. Sederhana dapat langsung dari smartphone dan pembayaran dengan internet banking, tak perlu menghabiskan waktu yang cukup lama serta dapat mengendalikan pengeluaran yang tak terduga.

Sebagai wanita merasakan bagaimana berjuang berbelanja di pasar saat menawar harga. Berjalan dari satu toko ke toko lain, ketika sudah deal membeli suatu barang, eh ternyata barang di toko sebelah jauh lebih murah. Biasanya rasa kecewa berkepanjangan bahkan dibawa sampai ke rumah.

 

Apabila berbelanja online, kita dapat seaching  harga di toko online lain dengan mudah serta mendapatkan harga yang termurah dan sesuai dengan pilihan. Apalagi saat ini, beberapa pedagang online sudah berkumpul dalam satu Toko Retail, maka sangat mudah membandingkan harga.

Seperti saya yang tinggal di daerah, untuk beberapa barang tertentu tidak ada dan hanya tersedia di kota besar dan utamanya di Jabodetabek. Kan tidak mungkin membeli ke Jakarta langsung atau titip teman untuk dibelikan.

 

Nah, dengan hadirnya toko online, memudahkan kita untuk mendapatkan barang yang dibutuhkan dan tidak tersedia di daerah. Tak perlu repot-repot membeli barang tersebut.

Bayangkan hampir di semua toko online memiliki diskon  dan harga promo untuk beberapa produk. Tentunya diskon ini tidak sama dengan supermarket yang menaikkan harga dulu baru didiskon. Apalagi jika wanita berbelanja dan melihat diskon langsung deh luluh.

Kalau berbelanja ke pasar mau tidak mau pasti mengeluarkan ongkos atau uang untuk bensin. Nah, untuk beberapa toko online menyediakan fasilitas gratis ongkir. Tak aneh, dari Sabang – Merauke pun terkadang dapat free ongkir, menyenangkan bukan? Oleh karena itu, saat ini banyak orang berbelanja dengan jari cantik dan duduk manis di depan PC, Laptop atau Smartphone.

Meledaknya minat masyarakat Indonesia berbelanja di dunia maya dilandasi beberapa alasan di atas. Apalagi 3 (tiga) tahun belakangan aneka online shop pun sudah menebar iklan di televisi nasional. Melihat potensi pasar yang sangat tinggi melalui dunia maya, maka banyak pelaku bisnis berbondong-bondong jualan melalui e-commerce. Tak tanggung-tanggung menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa jumlah e-commerce per tahun 2016 mencapai 26,2 juta. Data ini belum termasuk pedagang-pedagang personal yang wara-wiri di Facebook. 

# Sosmed Lahan Basah Online Shop #

Beberapa waktu lalu tertarik melihat teman dengan usaha pakaian dan asesoris wanita yang dijajakan di semua media sosial. Sebagai penonton sejati, saya melihat berbagai macam postingan yang laris manis komentar dari calon pembeli. 

 

Tanpa basa-basi saya menanyakan laba yang didapat perbulan, sempat kaget Rp15 Juta/bulan bersih. Sambil bergurau, dia mengatakan lebih baik jualan daripada kerja di kantoran banting tulang. Selain menyalurkan hobi kita juga dapat meraih untung dari rumah, tidak perlu repot-repot ke kantor dan dapat mengurus rumah tangga lebih baik. Caranya mudah banget tinggal sebar jualan di semua social media yang kita miliki tapi harus banyak usaha dan doa karena saingannya banyak banget. 

Sampai terheran-heran seorang lulusan terbaik bisa-bisanya memilih jadi pedagang online. Memang menggiurkan dapat beralih profesi dan meraup untung dengan menebar jualan di social media.

 

Tak aneh, kalau sosmed memang menjadi lahan basah bagi semua pedagang online. Bayangkan saja, saat membuka Facebook, Twitter, Instagram, Youtube bertebaran berbagai iklan barang & jasa, toko online dan sebagainya.  

Apalagi pengguna social media di Indonesia mencapai ratusan juta. Dari kalangan anak muda sampai dewasa saat ini sudah memiliki bermacam-macam social media. Berdasarkan survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) bahwa prilaku masyarakat Indonesia paling banyak mengakses media sosial dibanding jenis berita lainnya. Alhasil, Facebook selalu laris manis bak kacang goreng di Indonesia. Sehingga semua pebisnis online menjajakan barang dagangannya ke semua sosial media yang eksis di Indonesia. Apalagi ke-3 media sosial (Facebook, Instagram & Youtube) yang paling banyak digunakan di Indonesia.

6774 U.S. 9, Howell, NJ 07731, USA

Facebook
71,6 Juta 54%
Instagram
19,9 Juta 15%
YouTube
14,5 Juta 11%

# Jemput Bola Melalui Digital Marketing #

Setelah dipikir-pikir menarik juga untuk mulai berbisnis melalui social media. Pasar yang dimiliki tak terbatas ruang dan waktu. Pembeli didapatkan dari hampir semua penjuru di Indonesia.

Apalagi bicara soal social media, saya sendiri sudah cukup lama menggunakan konten ini. Sebut saja Facebook, semenjak 2007 atau hampir 10 tahun sudah mulai menggunakannya. Teman mencapai 2500 orang, ini sudah dipilah kalau tidak disaring mungkin sudah 3000-an orang.

Kemudian Instagram, niat awalnya sharing foto-foto art tapi sekarang bergeser ke publikasi foto sehari-hari. Social media yang satu ini juga sudah cukup lama, walaupun baru 700 lebih followers setidaknya sudah malang melintang di dunia Instagram.

Semula membuat twitter karena persyaratan mengikuti sebuah lomba menulis. Tak lama followers juga mencapai 700an. Begitu pula dengan account youtube yang sekarang lagi senang-senangnya membuat Vlog. Semua social media ini merupakan modal awal untuk memulai bisnis.

     Namun, ketakutan mulai muncul walaupun sudah memiliki social media tapi tidak mengerti bagaimana menjajakan barang dagangan ke dunia maya khususnya social media untuk menarik pembeli dan meraih untung yang diharapkan. Belum lagi untuk urusan marketing, walaupun pernah mendapatkan 3 SKS pelajaran marketing  di dunia perkuliahan tapi tidak untuk dunia maya.

    Apalagi saat ini lagi trend-nya digital marketing. Kemampuan mumpuni di dunia digital marketing dapat menaikkan omset penjualan secara signifikan. Secara tidak langsung pelaku bisnis di dunia maya mulai menjemput bola melalui keahlian digital marketing yang dimiliki.

    Bicara soal digital marketing, mungkin masih bingung ya maksudnya? Sama dong… Tapi setelah berselancar di Mbah Google maka dapatlah defenisi Digital marketing dari www.businessdictionary.com yaitu:

“The promotion of product or brands via one or more forms of electronic media. For example advertising mediums that might be used as part of the digital marketing strategy of a business could include promotional efforts made via the internet, social media, mobile phones and electronic billboards, as well as via digital and television and radio channels.”

Secara sederhananya, strategi pemasaran terhadap barang dan jasa yang ditawarkan melalui media elektronik seperti internet, media sosial, telepon genggam, televisi bahkan radio. Buat bisnis pemula maka pilihan yang tepat menjajakan barang dagangan di media sosial baik Facebook, Instagram, Twitter, dsb. Jangan dulu ke televisi soalnya nempel iklan mahal banget kecuali kalau udah jadi pengusaha sukses.

Nah, untuk memulai belajar digital marketing melalui sosial media ada cara, tips, langkah dan ilmu yang harus dipelajari. Hal ini untuk menimbun customer di internet, alhasil meraup untung yang bertubi-tubi. Bingung belajar dimana? Langsung aja ke Dumet School.

# Ada Apa Dengan Dumet? #

Dumet School adalah tempat kursus website, digital marketing & desain grafis. Tempat kursus ini sangat terpercaya dan loyal karena memberikan garansi kepada semua muridnya sampai bisa. Mau nanya apa saja seputar materi kursus dilayani dan gratis. Apalagi mau belajar digital marketing para ahli di Dumet siap membantu dan menyambut dengan senyuman ramah.

Jadwal Fleksibel

Anda bebas memilih jam kursus

Semi Private

Satu muridpun belajar di kelas tetap di mulai

Sampai Bisa

Periode kursus tidak dibatasi oleh waktu

Gratis Konsultasi

Setelah luluspun akan di support seumur hidup

# Dagangan Laris Jangan Ke Dukun Tapi Ke Dumet #

Dagangan online laris enggak jamannya lagi ke dukun tapi harus belajar digital marketing di Dumet. Tak perlu takut dari awam sampai seorang dosen Binus pun yang sudah terkenal dengan kemampuan IT –nya belajar di Dumet. Apalagi untuk teman-teman yang memulai bisnis di dunia maya, segera daftarkan dan dapatkan:

7 kelas pembelajaran yaitu WordPress, SEO, Facebook Ads & Instagram Ads, Adwords Search, Youtube Ads, Email Marketing, dan Landing Page.

Akses untuk belajar di DUMET School sepuasnya sampai bisa dan memiliki hasil karya.

Akses ke iLab (sistem pembelajaran yang bisa anda akses dimanapun dan kapanpun).

Bisa reseat (mengulang kelas) sepuasnya.

Disupport seumur hidup dan gratis konsultasi selamanya.

Sertifikat Digital Marketing dengan nomor izin diknas.

# Orang Jepang Aja Ke Dumet School #

Seorang murid Dumet School yang berasal dari Jepang memiliki sebuah restoran. Datang ke Jakarta selama 3 minggu untuk kursus. Nah, bagaimana dengan pelaku bisnis yang stay di Jakarta atau Indonesia? Tentunya enggak mau kalah dong… Tak hanya Sri Astuti yang berasal dari Jepang, namun berikut testimoni dari seorang Defriansyah yang sudah selesai kursus dari Dumet School: 

Tak hanya untuk diri sendiri, info kursus Dumet ini juga akan di share ke teman-teman yang sudah merambah ke dunia bisnis online. Biaya kursus tak semahal yang diduga. Mulai dari 5 Jutaan, kita sudah disungguhkan banyak sekali ilmu digital marketing dan 100% garansi uang kembali.

Jadi tunggu apa lagi, yuks segera berbondong-bondong datang ke alamat Dumet yang ada di sekitar daerahmu:

Rukan Artha Gading Niaga Blok i – 23, Jalan Boulevard Artha Gading

Kelapa Gading, Jakarta Utara 14240

(Belakang Mall Artha Gading)

Telp: (021) 4585-0387

Ruko Jalan Taman Daan Mogot Raya No. 23

Kel. Tanjung Duren Utara Kec. Grogol Petamburan, Jakarta Barat 11470

(Belakang Mall Citraland dan Kampus UNTAR II)

Telp: (021) 2941-1188

Rukan Crown Palace Blok A no 12, Jl Prof Dr Soepomo no 231 (Samping Universitas Sahid). Kec. Tebet, Kel. Menteng Dalam

(± 1 Menit dari Tugu Pancoran)

Jakarta Selatan 12870

Telp: (021) 2298-3886

Ruko Permata Regensi Blok B – 18, Jalan Haji Kelik

Srengseng, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11630

(Depan Hutan Kota Srengseng)

Telp: (021) 5890-8355

Ruko Jalan Kartini Raya No. 53

Pancoran Mas, Depok 16436

(± 5 Menit dari Kantor Walikota Depok)

Telp: (021) 7720-7657

Buka setiap hari Senin – Minggu jam 09.00 s/d 21.00

Atau Dapat Menghubungi:

SMS / WhatsApp / Email

Kelapa Gading: 0851-0055-5666

Grogol: 0819-7555-666

Tebet: 0812-1999-9155

Srengseng: 0812-9933-3913

Depok: 0812-9393-3210

 infodumetschool.com

Informasi lebih jelas, kamu dapat berselancar di social media berikut:

error: Content is protected !!