Sepulang kuliah seorang teman berkata “Eh, lu udah punya Facebook belum? Apa Facebook? Tanyaku ulang. Itu lho yang lagi hits sekarang, semua teman-teman juga udah pada punya, mungkin cuma lu aja yang belum buat. Cara buatnya gampang kok.” Dalam hati udah punya Friendster, kenapa sih repot-repot lagi buat Facebook segala. Toh, isinya juga itu-itu juga.
Tak lama kemudian rasa penasaran akan sebuah nama Facebook semakin menggebu, saat semua orang di kantin kampus membicarakan, add gw dong, like foto gw dong, dan sebagainya. Memang kali itu, pertama kali FB masuk ke Indonesia dan digemari oleh anak-anak seumuran makmil.
Lama-kelamaan bermain di media sosial tersebut menjadi ketagihan. Apa-apa update status bahkan terkadang lupa waktu kalau udah main FB. Namun, apa dikata perkembangan dunia digital tidak dapat lagi dibendung.
Setelah muncul FB, kemudian twitter, instagram, path dan sebagainya. Alih-alih begitu banyaknya media sosial yang dimiliki, maka tak satupun medsos tersebut diurus dan dipergunakan dengan baik. Mungkin, sekitar satu tahun enggak aktif di dunia media sosial karena pada saat itu adalah penghujung perkuliahan dan lagi heboh-nya mengerjakan skripsi.
Medsos Dulu VS Kini
Bicara soal medos, sesuai dengan pengalaman pribadi tentunya menyenangkan. Banyak dampak positif yang ditawarkan dari memiliki berbagai medsos di dunia maya. Setidaknya mendapat pertemanan dan informasi yang bermanfaat.
Masih segar diingatan kalau jadwal ujian dan lowongan kerja saja dulu masih suka di share di medsos. Alhasil, memudahkan beberapa mahasiswa untuk melihat jadwal ujian dan juga info pekerjaan. Di samping itu, cerita yang paling menyenangkan adalah ketika membaca isi curhatan teman di setiap status dan juga foto-foto menarik yang di share melalui Facebook, Twitter dan sebagainya.
Nah, bagaimana dengan medsos hari ini??? Sebagai bangsa Indonesia yang memang senang banget tinggal di Indonesia dengan berbagai keragaman baik agama, adat dan budaya ternyata semua dapat dipisahkan dengan sekejap mata melalui medsos.
Apalagi menjelang pilpres waduh pusing deh kepala makmil. Bayangkan saja, teman sekolah jadi pada menjauh karena berbeda pilihan. Saling menjatuhkan bahkan membela agama yang menurut makmil tidak perlu dibesar-besarkan di medsos. Medsos adalah milik umum dan bukan hanya milik golongan tertentu, sudah pasti tidak baik kalau digunakan hanya untuk mendukung golongan tertentu.
Disamping itu, gencarnya para oknum yang tidak bertanggung jawab untuk menyebar Hoax alias berita palsu. Untuk orang-orang yang sudah mengerti menggunakan medsos tentunya dapat menangkis berbagai hoax yang berseliweran di dunia maya. Namun, apa kabar dengan orang-orang yang baru melek medsos belakangan ini? Pastinya mudah banget terhasut bahkan menjadi penyebar hoax selanjutnya.
Sungguh miris melihat perkembangan digital dewasa ini khususnya dunia medsos. Seharusnya manusia-manusia yang berakal budi yakni yang diberikan pemikiran paling sempurna oleh Sang Pencipta dari ciptaan lain menjadikan media sosial sebagai saluran berkat.
Oleh karena itu, makmil yang sangat ‘gelisah’ dengan hadirnya orang-orang yang dengan gampangnya membagikan hal-hal yang dianggap sensitif ataupun masih diragukan kebenarannya. Mau enggak mau ya pertemanan dunia maya harus sampai di sana. Daripada kepala makmil pusing mikirin hal tersebut lebih baik di unfollow.
Bijak Melalui Medsos
Saya yakin para pencipta medsos yang sangat hits akhir-akhir ini memiliki tujuan yang baik mulanya. Namun, setelah medsos tersebut dipasarkan maka semuanya menjadi gelap, apalagi dimotori oleh sekompok orang yang benar-benar hobi banget membuat kekacauan.
Walaupun makmil ini bukan pakar dalam dunia digital atau dunia medsos, namun makmil berharap selalu membagikan yang terbaik di dunia maya. Kan lebih baik adanya kalau para insan lebih bijak membagikan kalimat motivasi, info lowongan kerja, berita terkini yang memang aktual dan sebagainya.
Bersyukurnya semenjak rajin nge-blog maka semua tulisan yang disampaikan dapat di share di medsos. Mungkin bagi sebagian orang tulisan yang disampaikan dapat bermanfaat.
Akhir kata, buat semua yang sekarang punya medsos apakah satu atau dua atau bahkan semuanya maka lebih baiklah bijak dan menjadi berkat melalui dunia medsos. Toh, Sang Pencipta juga senang ketika kita membagikan hal-hal yang bermanfaat dan positif.
“Sebaik-baiknya manusia itu adalah yang bermanfaat dan menjadi berkat buat orang lain khususnya saat ini di media sosial.”
Salam makmil…