Siang itu matahari terlalu terik menyinari Kota Binjai, namun perjalanan ini harus diselesaikan sampai tujuan. Ada perasaan kuatir kalau-kalau tubuh yang sedang menikmati masa kehamilan tua ini tidak sanggup melanjutkan perjalanan menuju Cengkeh Turi. Berbekal tekad kuat dan sebotol air kelapa muda, akhirnya motor yang saya tumpangi sampai ke Lingkungan VI Cengkeh Turi.

Celingak-celinguk di lingkungan yang begitu asri, dimana hampir setiap rumah memiliki pohon hijau yang rindang. Mungkin karena gang tersebut sepi jadi agak sulit bertanya letak UKM yang ingin dituju. Saya meminta supir motor online untuk terus menelusuri gang dan akhirnya saya menemukan UKM Rumah Kreatif Cengkeh Turi.

Jl.Sabit, Lingkungan VI KBA Cengkeh Turi (dok.pribadi)

Sebelumnya, memang sudah berkomunikasi dengan Pak Sutadi selaku Korwil Kampung Bersemi Astra (KBA) Cengkeh Turi untuk dapat berkunjung ke wilayah binaan Astra tersebut. Setibanya di Christin Collection, seorang wanita separuh baya menyambut kedatangan saya. Wanita itu adalah Ibu Sitinurbaya, pendiri UKM Rumah Kreatif.

“Ini Mba Anggraini ya? Tadi Bu Ruthlija sudah sampaikan melalui whatsapp kalau ada yang mau datang ke mari.” Sapa lembut Bu Siti. Sebagai pengasuh KBA Cengkeh Turi, Ibu Ruthlija Silitonga terlebih dahulu akan membuatkan surat pengantar bagi siapa saja yang ingin berkunjung untuk meliput di KBA Cengkeh Turi. 

Rumah yang hampir ditutupi secara keseluruhan dengan pagar putih tersebut dihiasi dengan bunga hidup dan bunga hasil kerajinan tangan. Terlihat di teras rumah terdapat dua orang Ibu yang sedang asik mengerjakan kerajinan tangan dan membentuk rangkaian bunga, gelang-gelang serta kalung.  Karena memang saya sangat menyukai dunia craft, maka saya semakin penasaran untuk mengulik hasil karya dari Christin Collection. Berharap banyak ilmu yang saya dapatkan dari sini.

Bu Siti langsung mengajak saya untuk melihat semua hasil koleksi kerajinan tangan yang terbuat dari bahan acrylic. Mata saya tak lepas memandangi satu persatu kerajinan tangan yang dibuat, mulai dari bunga, kotak tisu, toples permen, gelang, kalung serta kerajinan tangan lainnya. Hampir satu ruangan penuh dengan berbagai model kerajinan tangan. Warna-warni bunga acrylic menambah semarak ruangan tersebut.

Etalase Bunga Acrylic Christin Collection (dok.pribadi)

“Kita duduk dimana? Mau ngeleseh atau duduk di bangku depan?” Tanya Bu Siti. Berhubung suasana gerah, maka kami duduk bersila di lantai rumah. Sitinurbaya Sianturi (62) memulai pembicaraan sambil sesekali tersenyum layaknya seorang Ibu bercerita kepada anak perempuannya. Perjuangan Bu Siti mendirikan usaha kreatif ini dimulai dari tahun 1986. Pada saat itu, modal usaha yang dimiliki sangat minim akhirnya terus berinovasi dan berkembang sampai saat ini.

Rasa cinta terhadap kreasi kerajinan tangan alhasil berdirilah UKM tersebut. Dimulai dari otodidak, keinginan yang kuat kemudian mengikuti pelatihan dan sekarang sudah bisa melatih ibu-ibu di sekitar lingkungan untuk membentuk kerajinan tangan tersebut. Tak hanya melatih, tapi juga membuka lapangan pekerjaan baru buat ibu-ibu di sekitar lingkungan VI Cengkeh Turi.

KARYA BERKEMBANG TAK SEBATAS BUNGA

Pada awal usaha ini berdiri, karya acrylic yang diciptakan oleh Bu Siti adalah dalam bentuk bunga serta rangkaiannya. Seperti bunga mawar, tulip, lavender, bunga kaca, sunflower, bunga dewi dan sakura. Kemudian mulai di tahun 2016 karya Bu Siti merambah ke jenis gelang, kalung, kotak tisu, tempat permen dan toples kue. Usaha ini semakin berkembang saat Astra datang mengunjungi lingkungan VI Cengkeh Turi membentuk sebuah paguyuban yang dinamakan KBA Cengkeh Turi yang terdiri dari 4 (empat) pilar yaitu  Kesehatan, Pendidikan, Lingkungan dan Kewirausahaan.

Karya Lain Christin Collection (dok.pribadi)

Kerajinan Tangan Gelang dan Kalung (dok.pribadi)

Christin Collection Mitra Binaan Grup Astra Medan (dok.pribadi)

“Puji Tuhan, UKM kami terpilih untuk menjadi binaan Astra. Semula pekerja yang ada di sini hanya 8 (delapan) orang. Namun, setelah Astra datang dan memberikan peluang maka pekerja kami bertambah jadi 18 orang. Karena pada saat itu, pihak Astra memborong hasil kerajinan tangan dari acrylic ini senilai Rp10 Juta dan disebarkan ke 25 Kantor Astra.” Kenang Bu Siti.

“Waktu itu, saya juga menyampaikan kepada pihak perwakilan Astra bahwa saya bukannya punya modal banyak, tapi saya tidak ingin dibantu permodalan, tetapi pemasaran.” Tambah wanita yang lahir di Tebing Tinggi ini. “Karena dengan adanya bantuan pemasaran dari perusahaan sebesar Astra, maka kami yakin usaha ini akan terus berkembang dan menjadi peluang yang baik untuk tambahan penghasilan bagi ibu-ibu di lingkungan kami.” Imbuh Bu Siti, seraya tersenyum simpul.

Seperti diketahui bahwa UKM memiliki peranan penting dalam mendongkrak perekonomian Indonesia. Kementrian UKM mencatat bahwa kontribusi UKM terhadap perekonomian meningkat menjadi 60%. Tak hanya sampai disitu, ternyata UKM mampu menyerap tenaga kerja dalam negeri. Sehingga UKM dianggap memiliki peran yang cukup strategis dalam memerangi kemiskinan dan pengangguran yang ada di Indonesia. Walaupun namanya usaha kecil tapi memiliki peranan yang besar terhadap kelangsungan perekonomian di Indonesia.

Oleh karena itu, pemerintah terbantu dengan hadirnya sekelompok orang atau usaha besar yang mendukung kesuksesan jalannya UKM. Seperti Astra yang membuka peluang kepada UKM Christin Collection untuk terus mengembangkan sayap agar lebih mandiri ke depannya. Seperti dilansir Kementrian Koperasi dan UKM bahwa terdapat 6 (enam) strategi tingkatkan daya saing Koperasi dan UKM, yang salah satunya adalah memfasilitasi UKM dalam berbagai pameran baik dalam maupun luar negeri.

MENGEMBANGKAN SAYAP SAMPAI PENANG MALAYSIA

Salah satu kontribusi Astra yang sangat mengena di hati Bu Siti adalah saat rombongan diberangkatkan dan diberikan akomodasi untuk melakukan pameran kerajinan tangan di Penang Fair Malaysia. Tak disangka, Kementrian Perindustrian mengundang UKM Christin Collection untuk mengadakan pameran ke Malaysia.

“Terus terang kami ingin sekali ikut ke Malaysia saat itu, namun bagaimana mungkin ikut ke sana kalau untuk akomodasi kami harus rogoh modal, maka apalagi dana yang kami gunakan untuk membeli bahan-bahan acrylic?” Pungkas Bu Siti. Saat itu kebimbangan muncul karena saat pameran di Malaysia belum tentu barang yang dibawa akan laku terjual. Kebimbangan ini akhirnya diutarakan ke Bu Dani dan Bu Ruth Pembina KBA Cengkeh Turi. Gayung bersambut, ternyata Astra sangat antusias merespon akhirnya Bu Siti dan rombongan berangkat ke Malaysia.

Pameran Christin Collection Penang Malaysia (dok.Sitinurbaya)

“Tak hanya akomodasi lho Mba Anggraini yang diberikan oleh Astra, segala keperluan terkait kartu nama, tanda pengenal bahkan sampai overweight bagasi juga ditangani oleh pihak Astra.” Katanya sambil tertawa. Hampir sebulan Bu Siti dan rombongan berada di Malaysia dan mengikuti pameran yang dibuka dari jam 4 sore sampai malam. Banyak pengalaman baru yang dirasakan sambil melakukan studi banding harga yang diberikan Christin Collection terkait kerajinan tangan acrylic ternyata jauh lebih murah dibanding yang dipasarkan di Malaysia. Alhasil, produk yang dibawa dari Tanah Air laris manis terjual di Penang Fair saat itu.  

Tak berapa lama dari kegiatan Penang Fair di Malaysia, ternyata konsumen baru berdatangangan dari Malaysia untuk membeli produk-produk yang berasal dari UKM ini. Rasa bahagia tersirat di wajah Bu Siti, karena tak hanya lokal namun luar negeri juga sudah melirik hasil kerajinan acrylic ibu-ibu Cengkeh Turi bahkan datang ke rumah untuk berbelanja.

Keuletan yang dimiliki Bu Siti ternyata memberikan hasil yang baik untuk diri sendiri, para ibu di lingkungan Cengkeh Turi bahkan mengembangkan UKM yang berdiri sampai saat ini. Sehingga prestasi berupa penghargaan Karya Yasa juga pernah didapat dari Gubernur, 17 Tokoh Populer Harian Waspada tahun 1997 bahkan penghargaan dari Presiden Soeharto pada saat itu.

Penghargaan dari Presiden Soeharto (dok.pribadi)

Saat ini prestasi yang diraih adalah memiliki 21 tenaga kerja yang berasal dari para ibu di sekitar lingkungan VI KBA Cengkeh Turi, membuka lapangan kerja baru dan berharap kelak para ibu tersebut mampu mendirikan usaha sendiri.

LEBIH BAIK MENJADI BOS DI TEMPAT SENDIRI

Di usianya yang tak muda lagi Bu Siti memiliki harapan yang besar terhadap generasi saat ini agar terus berinovasi, menciptakan karya dan baiknya menjadi berkat untuk orang banyak dengan membuka lapangan kerja yang baru. Sama seperti catur dharma yang diusung oleh Astra yaitu menjadi bermanfaat bagi sekitar, bangsa dan negara.

“Saat ini, saya sudah bisa merasakan hasilnya dan bagaimana dulu usaha harus dirintis dan diperjuangkan sehingga membuahkan hasil. Pemasaran kami saat ini sudah ke Asia King, Pasar Sentral di Binjai serta tenaga ibu-ibu yang berjualan door to door dan kelak dengan bantuan pemasaran dari Astra kami bisa jauh lebih berkembang. Saya juga berharap kelak para ibu binaan Christin Collection punya usaha sendiri, kan lebih enak jadi bos di tempat sendiri.” Pungkas Bu Siti menutup pembicaraan sambil mempersilahkan minum.

Foto bersama Ibu Sitinurbaya Sianturi usai diskusi (dok.pribadi)

Saat ini Bu Siti merasakan bahwa salah satu dukungan pemasaran baik di dalam maupun luar negeri sangat bermanfaat untuk memperkenalkan produk kerajinan tangan berbahan acrylic yang dimilikinya. Astra selalu mendukung khususnya dibagian pemasaran bahkan sampai ke luar negeri. Tahun ini Christin Collection kali ketiga akan berangkat lagi ke Malaysia untuk promosi produk dan semua berkat dukungan penuh Astra.

Dear Astra, tetaplah menginspirasi dan menjadi teladan bagi masyarakat, terus diberkati dan menjadi berkat.

* Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba Anugerah Pewarta Astra 2018

Categories: All Post

4 Comments

Tri Bintang · December 15, 2018 at 7:49 am

Waduh, ibu. Tulisannya bagus banget 🙂 Saya sebagai anak muda jadi malu heheheh

Bai Ruindra · December 30, 2018 at 8:43 am

Keren ya, semoga selalu menjadi yang terbaik dan mendapatkan hasil setimpal

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!