Tawaran kosmetik bermerkuri
Umumnya, seorang perempuan senang mendapat pujian. Apalagi jika dinilai cantik, terdapat perubahan pada bentuk tubuh yang lebih langsing serta kulit wajah yang semakin cerah.
Jika kedua hal ini melekat pada seorang perempuan maka menjadi sebuah keberhasilan. Sayangnya, tubuh yang sehat dan langsing serta wajah yang cantik didapat secara instan.

Sebagai contoh untuk menurunkan berat badan maka mengkonsumsi berbagai obat pelangsing. Kemudian untuk mendapatkan kulit wajah atau tubuh yang putih bersih maka memakai kosmetik yang belum tentu aman.
Bahayanya lagi, sebagian wanita Indonesia menganggap bahwa ‘putih’ merupakan kulit yang cantik. Hal ini mungkin dipengaruhi oleh berbagai budaya yang masuk ke Indonesia. Seperti contoh Korea dengan berbagai produk kecantikan yang selalu mengusung kulit putih dan bersih.
Jika ditelisik secara ras dan genetik saja tentunya berbeda. Jadi tidak dapat dipaksakan agar semua wanita Indonesia memiliki kulit yang putih. Oleh karena itu, sangat disayangkan ketika wanita berlomba-lomba mengubah kulitnya menjadi putih apalagi dengan cara yang instan.
Sama halnya, ketika seorang Ibu Rumah Tangga (IRT) yang menjajakan kosmetik di area kompleks rumah. Beberapa ibu tertarik untuk membeli produk tersebut.

Hal ini dikarenakan IRT tersebut mengaku telah menggunakan kosmetik selama dua minggu lalu memberikan hasil kulit wajah yang putih. Berkat tawaran dan bahasa menarik maka sebagian ibu membeli dan menggunakannya.
Sayangnya, kosmetik tersebut belum lulus uji BPOM serta tidak diketahui komposisi, tanggal kadaluarsa serta produsennya. Di samping itu, efek yang diberikan terhadap sebagian ibu yang sudah menggunakannya berbeda-beda.
Namun, rata-rata mengalami kulit kemerahan seperti ruam. Wajah memang terlihat lebih putih namun jika terkena sinar matahari maka wajah menjadi kemerahan. Setelah menghentikan kosmetik tersebut, maka kulit wajah kembali menjadi gelap bahkan flek hitam lebih banyak dari sebelumnya.
Peristiwa seperti ini sangat sering terjadi, apalagi IRT yang menjajakan kosmetik kepada setiap ibu yang ada di kompleks rumah, tempat kerja dan sebagainya. Kadang, IRT sebagai agen tidak terlebih dahulu memeriksa apakah kosmetik tersebut apakah mengandung merkuri atau aman digunakan.
Bahaya merkuri pada kosmetik
Merkuri atau raksa (Hg) merupakan logam berat, zat ini dapat bersifat racun bagi kesehatan dan lingkungan jika tidak dibatasi dalam penggunaannya. Merkuri anorganik biasanya digunakan dalam sabun atau krim pemutih.
Sebagai wanita yang selalu bersentuhan dengan kosmetik, dulu sering mengabaikan komposisi dari kosmetik atau skincare. Bersyukurnya, pada Rabu, 16 September 2020 lalu tepatnya pukul 10.00 WIB, saya mendapatkan banyak pengetahuan baru tentang bahaya penggunaan kosmetik bermerkuri.
Acara ini diselenggarakan Badan POM dan Cosme Talk. Webinar ini dibawakan oleh Ankatama Ruyatna sebagai host serta dihadiri oleh public figure yaitu Vidi Aldiano dan Dhini Aminarti. Tak hanya itu, terdapat 4 (empat) orang ahli yang hadir pada acara ini:
- Penny K. Lukito, MCP (Kepala Badan POM RI)
- Mayagustina Andarini, Apt, M.Sc (Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional Suplemen Kesehatan dan Kosmetik)
- Aggind G Andromeda (Dokter Grand Lich/Youtuber/Pengamat Kosmetik)
- Listya Paramita, Sp.KK (Dokter Spesialis Kulit & Kelamin)
Pada acara ini dibahas secara tuntas bagaimana bahaya merkuri pada kosmetik yang mampu merusak wajah dalam jangka pendek serta dapat menjadi kanker dalam jangka panjang. Sehingga kosmetik bermerkuri menjadi perhatian penting untuk semua kalangan baik wanita maupun pria.

Menurut Dra. Mayagustina Andarini, Apt, M.Sc kosmetik pada dasarnya digunakan pada bagian luar tubuh manusia yang bertujuan untuk membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan, memperbaiki bau badan, melindungi dan/atau memelihara tubuh pada kondisi baik. Secara tegas dikatakan bahwa kosmetik bukan obat dan tidak untuk mengobati atau sampai mengubah bentuk.
Bahayanya, dewasa ini kosmetik sudah banyak disalahgunakan baik dari produsen maupun konsumen. Karena sudah tercipta mindset di masyarakat umum bahwa cantik itu harus putih maka produsen membuat kosmetik yang memutihkan kulit terutama wajah.
Apalagi saat produk laku di pasaran maka berbagai cara dilakukan untuk membuat produk kosmetik yang dapat membahayakan kondisi kulit wajah dalam waktu singkat ataupun di masa mendatang. Hal ini yang menjadi kecemasan Badan POM karena banyak beredar kosmetik yang mengandung merkuri. Padahal merkuri merupakan logam berat yang tidak ditujukan untuk kulit wajah atau tubuh lainnya.

Persepsi untuk memutihkan kulit sangat tinggi di kalangan perempuan Indonesia. Apalagi di usia muda dengan memakai krim yang tidak jelas kehadirannya dan komposisi yang terkandung di dalamnya. Tak hanya itu, kadang tidak terdapat no.BPOM serta kadaluarsa dari produk tersebut.
Menurut dr. Aggind G Andromeda tingkat kebutuhan akan krim pemutih di Indonesia, membuat banyak oknum atau mafia membuat krim bermerkuri yang berbahaya. Berikut 4 (empat) jenis produsen kosmetik bermerkuri/ilegal:
- Seorang yang awam mencampur-campur bahan tanpa dosis dan menjadikan sebuah produk/krim pemutih wajah dan tubuh lainnya.
- Produsen yang melakukan pemalsuan kemasan dari brand terkenal.
- Pemilik merk skincare yang hanya mendaftarkan di BPOM, kemudian melakukan kecurangan dengan menambahkan bahan yang tidak aman untuk mempercepat proses pemutihan kulit.
- Pemilik skincare, terdapat juga oknum dokter dan pemilik klinik yang meracik krim dengan bahan yang tidak aman untuk kulit atau tubuh.
Krim pemutih ataupun kosmetik yang mengandung merkuri tersebut akhirnya sampai ke tangan para ibu yang juga menjajakannya ke perempuan lain di sekitarnya. Siklus penyebaran kosmetik bermerkuri terus berjalan dan marak di pasar. Harga yang ditawarkan juga sangat murah sehingga banyak perempuan Indonesia tertarik untuk membeli dan mencoba produk tersebut.
Padahal merkuri yang merupakan logam perak jika diaplikasikan ke kulit wajah akan memberikan dampak fatal dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Seperti kesaksian dari beberapa perempuan kalangan blogger, karyawan dan pelatih renang yang pernah merasakan kosmetik bermerkuri.
Awalnya, mereka mendapat krim tersebut dari teman, e-commerce dan sebagainya. Saat menggunakan krim bermerkuri tersebut, kulit menjadi gatal, perih, merah, pengelupasan. Dalam waktu singkat, kulit wajah menjadi putih.
Alhasil, tak berapa lama kemudian wajah menjadi kemerahan, kulit mulai tipis, muncul flek hitam, jerawat dan juga ruam. Sehingga mereka memberhentikan produk tersebut. Umumnya, karena tidak memeriksa krim tersebut dan juga melihat komposisi dan kelengkapan sebuah produk.
Menurut dr. Listya Paramita, Sp.KK ketika wajah terkena kosmetik bermerkuri maka terdapat tanda-tanda yang muncul, seperti kering, kemerahan dan sebagainya. Lama-kelamaan dapat menyebabkan dermatitis, hipo/hiper pigmentasi.

Tanda-tanda mengandung merkuri itu tidak spesifik, seperti merah, gatal, terasa panas atau terbakar matahari. Nah, tanda tersebut kadang ‘disepelekan’ oleh si pemakai. Bahkan sales atau yang menawarkan produk menyatakan bahwa obat atau krim tersebut sedang bekerja.
Jika lama kelamaan kosmetik bermerkuri digunakan maka akan menjadi sistemik dan terjadi berbagai kerusakan dan organ tubuh lainnya. Gejala intoksikasi mercury yaitu:
- Lokal (kulit) : panas, gatal dan wajah menjadi merah saat terkena paparan sinar matahari, dermatitis, hipo/hiper pigmentasi, baboon syndrome, erythema persisten.
- Sistemik : gangguan kerusakan ginjal (nephrotoxic), gangguan neuro-psikiatri, saluran pencernaan (muntah, diare), kerusakan permanen otak, gangguan perkembangan janin, aborsi, kanker (karsinogenik).
- Racun kumulatif
- Keparahan gejala tergantung dari: konsentrasi merkuri, durasi penggunaan, frekuensi penggunaan, luas paparan, jenis produk yang digunakan, karakteristik kulit.
Oleh karena itu, merkuri tidak diperbolehkan lagi menjadi campuran dalam produk kosmetik. Banyak cara untuk membuat kulit wajah menjadi cerah tapi tidak melalui proses yang instan.
Nah, untuk para perempuan Indonesia yang sudah terindikasi bahwa krim mengandung merkuri maka lakukan langkah berikut ini:
- Hentikan penggunaan krim bermerkuri.
- Selanjutnya dokter akan melakukan tata laksana berdasarkan gejala yang muncul.
- Gejala yang muncul diperiksa, jika terdapat gangguan lain maka tidak hanya dikonsultasikan ke dokter kulit tapi juga ke dokter yang lain. Apalagi jika pemakaian dalam frekuensi dan waktu yang lama.
- Jika hanya masalah masih pada kulit maka kan ditangani oleh dokter SpKK.
- Jika sudah terdapat gangguan sistemik maka akan terdapat kolaborasi dokter SpPD, Sp.BU, SpS, dll.

Dampak dari kosmetik bermerkuri tentunya sangat berbahaya apalagi kulit wajah dipaksa untuk putih secara instan. Alhasil menghambat dalam pembentukan melanin wajah. Sudah saatnya perempuan Indonesia menyadari akan bahaya kosmetik bermerkuri dan tidak sembarang memakai produk yang tidak jelas.
Perempuan Indonesia cerdas memilih kosmetik
Sebagai perempuan Indonesia yang umumnya memakai kosmetik dalam keseharian diharapkan lebih cerdas dalam memilih kosmetik (make up, skincare, dsb). Hal ini bertujuan untuk melindungi wajah, tubuh dari zat-zat berbahaya yang memiliki efek jangka pendek dan panjang.
Apalagi jika ditawarkan sebuah produk yang memang tidak memiliki kejelasan seperti no.POM, kadaluarsa, komposisi, produsen dan sebagainya. Dapat dipastikan produk tersebut tidak aman untuk digunakan.
Maraknya penjualan kosmetik ilegal serta bermerkuri di pasar dengan harga yang terjangkau dapat diputus dari kita sebagai konsumen. Tak hanya itu, pemerintah juga berperan serta dalam pembatasan atau pengawasan peredaran merkuri dari hulu ke hilir. Hal ini harus dilakukan secara sinergis agar produk kosmetik bermerkuri tidak lagi beredar di pasar.
Di samping itu, sebagai perempuan kita harus cerdas memeriksa krim wajah atau kosmetik dengan cara Cek Klik di Badan POM. Jika krim dianggap meragukan maka secepatnya melaporkan adanya perdagangan kosmetik bermerkuri di masyarakat.

Cantik itu tidak harus putih apalagi putih instan menggunakan kosmetik bermerkuri. Kita bersyukur dengan ras atau kulit yang dianugerahkan Sang Pencipta. Untuk itu, kita lebih peka dalam memilih kosmetik dan juga menjadi agen perubahan yang lebih baik.
Nah, penasaran dengan keseruan acara CosmeTalk – STOP KOSMETIK BERMERKURI “Petaka Dibalik Putih dalam Sekejap” yuks cek video di bawah ini. Share juga di kolom komentar ya pendapat kamu tentang kosmetik bermerkuri…
15 Comments
Okti Li · September 21, 2020 at 10:44 pm
Memang tidak ada yg serba instan atuh da ya. Pengen putih dalam waktu sekejap biru ga murah dan ga gampang. Yang ada bisa celaka dan membahayakan diri sendiri.
Tetangga saya ada tuh yg wajahnya bukan putih, malah merah. Menurut saya malah menakutkan karena terlihat tidak alami
Andy Hardiyanti · September 22, 2020 at 1:55 am
Bahaya banget yaa kosmetik bermerkuri ini. Udah gitu banyaaak banget yang jual kosmetik begini sekarang. Sampai bosan tuh lihat iklannya di berbagai media sosial.
nchie hanie · September 22, 2020 at 12:53 pm
Huhuuu, aku belom pernah menggunakannya mba, tapi mentemen sekitar banyak. Ya gitu, kelihatan karena memang kulitnya yang sekejap putih dan belang, memerah, hiks. Yang penting udah mengedukasi bahayanya merkuri, kalo keukeuh ya itu pilihannya. Mungkin mereka belom sadar.
Iffiarahman · September 22, 2020 at 4:37 pm
Edukasi tentang kosmetik itu penting banget menurut aku, karena ketika kita salah menggunakan sesuatu produk kosmetik, akan berakibat fatal bagi kulit kita 🙂
Bagus tulisannya, mengajak kita untuk peka terhadap produm-produk yang berbahaya
Inda Chakim · September 22, 2020 at 6:48 pm
Waahhhh, senangnya bisa ikutan webinar kece ini. Narasumbernya keren keren, ahli semua. Aku pernah pengin kulit putih dengan cepat. Trus pakek pemutih gitu, tapi beberapa hari kemudian, wajahku jadi gatel gatel, mbak. Nggak enak. Sejak saat itu aku menghindari kosmetik2 yanh menawarkan putih cepat saji.
Kurnia amelia · September 23, 2020 at 12:16 am
Aku dulu sempet dulu pakai cream lagi hitz eh baru sebulan pakai ternyata ada berita kalau cream tersebut mengandung merkuri. Memang sih bikin bersih wajah tapi kalau kena sinar matahari jadi kaya udang rebus muka kita.
indah nuria · September 23, 2020 at 1:40 am
memang kalau mau dapat hasi instan biasanya malah berujung petaka. Merkuri ini bahaya bangeeet untuk kulit dan kesehatan kita
Shyntako · September 23, 2020 at 3:10 am
Duh, kalo kosmetik berbahaya masih beredar kita juga sebagai calon konsumen harus berani lapor ke BPOM ya biar segera ditindak, abis kan serem banget yaa mba kalo sampe wajah jadi rusak karena oknum gak bertanggung jawab yang cuma mau cari untung doang
Sri Widiyastuti · September 23, 2020 at 3:58 am
Iya mbak, sekarang tetap harus selektif ya, meski banyak ragamnya, tetap harus memilih skincare yang sudah bernomor BPOM ya karena itulah salah satu ciri kosmetik yang aman dari bahan bahan berbahaya
Desri Desri · September 23, 2020 at 4:47 am
dari dulu penasaran banget kenapa merkuri bisa bikin putih ternyata memang dia mengikis lapisan kulit ya mba
Rach Alida · September 23, 2020 at 4:55 am
Temanku pernah salah pakai skincare. Duh kasian kulit wajahnya langsung merah merah euy. Makasih mengingatkan mba
Monica Anggen · September 23, 2020 at 5:04 am
Dulu banget pernah terjerumus coba produk kosmetik berbahan merkuri, akibatnya kulit wajah bukannya cerah malah merah dan terkelupas. Sampai jera akunya. Mesti hati-hati ya memang untuk pemilihan produk kosmetik ini dan harus lihat juga ada tanda BPOM-nya juga tidak di produknya
Emanuella Christianti · September 23, 2020 at 5:35 am
Duh, iya jangan lah ya pakai kosmetik bermerkuri. 🙂 Kulit kita kuning atau sawo matang ini pun cantik selama terawat, sehat dan bersih ya Kak…. daripada ngejar putih tapi malah jadi penyakit, huhuhu….
Susie Ncuss · September 23, 2020 at 5:53 am
Bener juga ya mbak, ternyata yang jadi agen kosmetik bermekuri adalah ibu rumah tangga.
Semoga setiap IRT makin pintar dan gak lagi terbuai janjia merkuri
Bundabiya.com · September 24, 2020 at 4:03 am
aduh, masa masih ada aja ya kosmetik bermerkuri? zaman sekarang gitu loh, udah banyak banget bahan2 pengganti yang relatif lebih aman dan cukup ngefek ke kulit